• Kamis, 21 November 2024

Ngabuburit ala Lare Osing di Grha Pena

Halaman kantor Jawa Pos Radar Banyuwangi berubah menjadi panggung kesenian sore kemarin (21/4). Puluhan anak muda unjuk kebolehan bermain musik tradisional khas Bumi Blambangan. Mereka berlatih menabuh gamelan, olah vokal, dan menari sembari menunggu berbuka puasa.

Meski formasinya baru terbentuk, mereka begitu mahir memainkan alat musik seperti kendang, angklung, hingga saron. Puluhan remaja putri terlihat gemulai menampilkan tarian gandrung hingga jaripah. ”Kami ingin menunjukkan kepada publik bahwa anak-anak muda Banyuwangi punya bakat bermain musik tradisional. Mereka kita latih dalam wadah Sanggar Lare Osing Langgeng Art,” kata pembina sanggar, Ponco.

Para remaja tersebut menampilkan kesenian khas Banyuwangi dengan alat tradisional di halaman Grha Pena. Selain para personel Langgeng Art, para pengurus sanggar seni tersebut juga mendampingi mereka. Tiga pengurus sanggar seni itu adalah Ketua Karang Taruna Kertosari Heri Puji Santoso, pembina sanggar Langgeng Art Ponco, dan pelatih kesenian Nur Hariri.

Selama menunggu azan Magrib, 25 personel yang terdiri dari 13 pemuda pengiring musik dan 12 penari membawakan delapan buah lagu khas Banyuwangi. ”Sanggar kesenian Langgeng Art ini baru berdiri tiga bulan lalu, mereka awalnya hanya lima pemuda yang suka bermain musik angklung,” ujar Ketua Karang Taruna Kertosari Heri Puji Santoso.

Berawal dari lima pemuda tersebut, akhirnya banyak yang tertarik bergabung dengan Langgeng Art. Melihat animo para remaja begitu tinggi dengan kesenian tradisional,  dibentuklah sanggar seni. ”Setelah terbentuk, Pak Ponco sebagai pengusaha rent car tour and travel tertarik untuk memberikan wadah kepada mereka,” katanya.

Makanya, jelas Heri, para personel Langgeng Art ini langsung ditempatkan di sanggar seni Lare Osing di rumah Ponco di Kertosari. Sedangkan alat musik lengkap tersebut, milik pelatih kesenian Nur Hariri. ”Kita sama-sama ingin membawa kesenian Banyuwangi untuk bisa berkembang agar kesenian di Banyuwangi juga dikenal ke seluruh penjuru dunia,” terangnya.

Ponco mengaku senang dengan semangat anak-anak muda yang tertarik dengan kesenian tradisional. Dia pun dengan sukarela memberikan tempat kepada para remaja tersebut. ”Halaman rumah saya ubah menjadi sanggar seni untuk mereka agar mereka bisa latihan untuk meningkatkan kemampuannya,” ungkapnya.

Ponco berencana akan terus membawa Langgeng Art bisa tampil di seluruh tempat wisata di Banyuwangi, termasuk mengiringi tamu atau acara di seluruh hotel. ”Kita tampil di seluruh hotel di Banyuwangi agar tamu hotel bisa menikmati dan mengenal kesenian Banyuwangi,” terangnya.

 Pelatih Langgeng Art Nur Hariri mengatakan, tidak sulit untuk melatih para pemuda-pemudi tersebut. Sebab, mereka sudah memiliki dasar bermain musik yang bagus. ”Dasarnya sudah dimiliki oleh personel Langgeng Art, jadi tinggal meningkatkan kemampuan dan kekompakan mereka saja,” paparnya.

Related contents